3/12/2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 2 PART 2

PS : All images credit and content copyright : MBC


Dokter Seo Jung Won  mengendarai mobil dalam perjalanan menuju rumah ibunya. 


Beberapa saat kemudian ia telah tiba bersama Joo Hae Ra. 

“Ha kyung aku juga datang” sapanya pada sosok wanita yang terbaring koma. 


“Kenapa kamu datang ke sini lagi?”sapa ibu dokter Seo pada Joo Hae Ra. 
“Halo bu aku merindukanmu” balas Joo Hae Ra
“Kenapa ke sini padahal kamu sibuk,?” tanya ibu lagi dengan sayang. 


“tolong suruh dia berhenti berkunjung. Suruh dia bertemu teman temannya di akhir pekan”. Pinta ibu pada dokter Seo. 


Dokter Seo memeriksa kondisi Ha kyung, istrinya. Ibu lanjut berbicara, 
“Dia masih muda tapi hanya mengurus pekerjaannya dan datang ke sini”. “Mengesalkan sekali. Benar bukan?”


Joo Hae Ra pada ibu, “memang tidak sulit tinggal di sini sendiri.Sudah saatnya ibu ke seoul.” 


“Ibu harus terus di sini sampai Ha kyung sadar”,jawab ibu sabar. 


Dokter Seo membelai wajah istrinya  dengan sayang, kebetulan Joo Hae Ra melihatnya. 


“Aku iri sekali. Baik ibu dan Jung Won hanya memikirkan Ha Kyung. Kurasa Ha kyung yang keluarga aku bukan”,ucap Joo Hae Ra jujur. 


“Jangan bicara konyol begitu. Ibu kecewa mendengarnya. Saat ibu membawamu pulang usai kematian orang tuamu, kamu otomatis menjadi putri ibu”


“Aku tahu. Aku hanya pura pura manja karena sudah lama tidak bertemu ibu” ujarnya menenangkan ibu. 
“Benarkah?”tanya ibu. 


Sementara itu Ma Ri di ruang lukisnya terduduk lemah di lantai dengan kepala bersandar pada almari Ia melamun sedih. Tiba tiba terdengar suara bel dan Ma Ri beranjak dari duduknya untuk membuka pintu. 


Ma Ri membuka pintu seorang pegawai suaminya membawa  hadiah dari suaminya. Ia pun menerimanya. Ma ri menutup pintu dan bersandar dibalik pintu dengan sedih. 


Dokter Seo menggenggam tangan Ha kyung sambil membacakan cerita untuknya. 
“kamu pembohong tanpa ampun. Cathy
“kenapa kamu mengkhianati hatiku?Apa yang membuatmu berhak meninggalkanku? Apa hakmu? Katakan padaku. Kamu menghancurkan kita dengan tanganmu sendiri. Saat kamu mengoyak hatimu, hatikupun kamu koyak”


Dokter Seo selesai membaca. 
Hari ini cukup sampai di sana. Kisahnya akan berlanjut lain kali,ia tersenyum memandangi wajah cantik Ha kyung yang tertidur dalam damai. 


Yoon Ma Ri meletakkan hadiah dari suaminya diatas meja.Wajahnya masih tanpa senyuman. Kemudian ia membukanya satu. Terlihat gaun cantik warna hitam. 


Ma Ri hendak menggantung baju barunya begitu saja tanpa menyobanya lebih dulu namun ia melihat dan memegang pada satu baju dan baju lainnya, ingatannya melayang pada perkataan suaminya yang marah, “Kamu ingin melarikan diri dariku?” “Jangan membohongikuJangan.” “Sudah kubilang diam saja! Diam kataku!”


Ma Ri mungkin merasa tersiksa akan semua kenangan itu, ia pun kembali jatuh merosot di lantai dan menangis.


Sementara itu Joo Hae Ra dan dokter Seo jung Won sedang mengamati lukisan Ma Ri. 
 “Rupanya ini lukisan yang kamu pilih?” Tanya Joo Hae ra. 


“Jung Won menjawab Besok aku akan mati”


Hae Ra terkejut, “kenapa tiba tiba bicara begitu?” 


“Itu arti bunga itu”.jelas dokter Seo. 
“Benarkah?” tanya Joo Hae Ra tak percaya. 
“Tapi kenapa judulnya potret diri? “


Mencoba bangkit dari keterpurukannya Ma ri melukis lagi. Ada telepon masuk,Ma ri mengangkatnya. 


Terdengar suara wanita,”hai Yoon Ma Ri lukisanmu terpilih! Ingat saat kamu memintaku menyerahkan lukisanmu ke pameran ini?” “potret diri”mu terpilih ma ri!
“Benarkah?” Ma Ri ikut senang
“Kita perlu bertemu dan membicarakannya”,pinta teman Ma,


Usai berteleponan dengan temannya akhirnya Ma Ri bisa tersenyum mendengar kabar bahagia itu. 


Ma Ri tiba di “Gh Sanitarium”
 Itulah alasan Ma Ri bisa keluar. Dia ingin mengunjungi ibunya.” karena dia diawasi


Ma ri meminta pada pengawal,”aku tidak mau mereka jadi lebih sibuk dibanding saat kali terakhir aku datang” “Aku mau bersama ibuku, jadi jangan ikuti aku”


Ma Ri melewati pintu kaca yang terbuka. Ia menanti di depan lift hingga pintu lift tertutup kembali. Kemudian tanpa sepengetahuan pengawalnya ia berlari ke koridor dan berhasil keluar dari sanitarium. 


Ma ri akhirnya tiba di cafe tempat ia janjian dengan teman wanitanya. Temannya menyambutnya dengan senang. 
“Aku tidak butuh apapun di dunia ini. Hanya kamu yang aku perlukan Ma Ri”  Dan Ma ri tersenyum melihatnya. 


Mereka salaman lewat jari telunjuk dan berpelukan
“Hei, memangnya kita harus selalu bertemu diam diam seperti ini?” Tanya temannya. “Kenapa juga zaman sekarang masih pakai telepon umum?”
Ma ri menyela, “maaf bisa beritahu lebih dahulu soal pameran itu?”
“Baiklah”


Pacar temannya datang, teman wanita Ma Ri menyapa dengan riang. “Sayang aku di sini. Ayo ke sini sayang” Si lelaki duduk di dekat teman wanita Ma Ri. Mereka terlihat mesra. “Astaga kenapa kamu manis sekali? Hentikan. Manisnya coba lakukan padaku” 


Ma Ri ikut senang melihatnya kemudian ia memandang keluar jendela ka arah sanitarium dengan cemas. 


Kang In Wook dikantornya mendapat laporan anak buahnya jika istrinya menghilang. Namun mereka sudah menemukannya dengan melacak GPSnya. In Wook akan menyusul


In Wook di dalam mobil nampak cemas


In Wook sampai di depan cafe tempat Ma Ri janjian.Ia melihat Ma Ri berbincang dan tersenyum pada pria lain. Ia cemburu. 


“Dia sangat menarik. Dia cantik dan tinggi tapi dia tidak pintar melukis,” kata pacar teman Ma Ri dan di sana Cuma mereka berdua. 


Ma ri tersenyum dan kkehilangan senyuman saat merasakan kehadiran suaminya. ia pun menoleh ke samping. Ia terkejut. 


“Kamu siapa?” Tanya In Wook pada pacar teman Ma Ri
“Lalu kamu sendiri siapa?” Dengan bodohnya ia bertanya balik. 
“Aku suaminya” (eng ing eng) 


Seperti biasa In Wook menyeret Ma ri pergi begitu saja dan Ma ri pun tak bisa melawan. 


Di dalam mobil Ma Ri terdiam. 


In Wook berkomentar, “tadi kamu terlihat sangat cantik, terutama saat tersenyum” “Aku jadi teringat seperti apa kamu sebelum kamu menikah. Dahulu kamu selalu tersenyum seperti itu”. “Tolong perlihatkan senyuman itu lagi. Jangan perlihatkan pada pria lain”. 


“Dia pacar temanku. Ini kali pertama kami bertemu”.Ma ri menjelaskan. 


“Kamu berbohong lagi”. Kang in Wook mengalihkan pembicaraan. “Bagaimana kalau pengawal tidak melihat ibumu berjalan jalan dengan suster tadi? Jangan bilang kamu berniat melarikan diri lagi. Karena itulah aku bertindak seperti ini. Aku harus mengutus pengawal untuk menjagamu dan melaporkannya.” “Untuk sementara kamu tidak boleh mengunjungi ibumu sendirian”.
“Apa?”tanya Ma Ri terkejut. 
“Aku akan ikut bersamamu saat kamu mengunjunginya. kamu tidak boleh sendiri” 


“Aku bisa pergi kapanpun aku mau.Entah bertemu ibuku atau teman temanku.Terserah aku.Itu keinginan bebasku!”)


Mendengar keinginan Ma Ri,In Wook menepikan mobilnya.


Ia marah dan mengangkat tangan siap memukul Ma Ri. 


Ma ri bergidik ngeri,tapi ia tidak gentar “Silakan.Tampar aku. Hajar saja wajahku yang sangat kamu cintai ini dan lukai saja. Hancurkan sepenuhnya!” pinta Ma Ri dengan berlinang air mata. 


Kembali ke dokter Seo, “Siapa yang “melukisnya?” Kenapa bunga ini disebut potret diri? “ dokter Seo bertanya tanya sendiri. 


Ma Ri dan In Wook masih saling menatap dalam suasana yang menegangkan.



Dalam hati Ma Ri, ia berharap seseorang mendengarnya”Aku berharap seseorang akan mendengar sinyal putus asaku meminta pertolongan. Tolong raih kehidupan tidak berdaya yang mekar di tepi tebing ini”.


Besok aku akan mati
Cistus besok aku akan mati.

Disclaimer: Gambar dan video artikel pada website ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.


EmoticonEmoticon