3/12/2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 2 PART 1

PS : All images credit and content copyright : MBC


Sarapan bersama di keluarga Ma Ri akan di mulai, ayah mertua dan seorang ahjuma telah hadir tapi masih menunggu seseorang 
lagi. 


Kang iil Gook ayah mertua Ma Ri duduk sedikit miring dengan mimik muka menahan marah


Kang In Wook,melihat jam di pergelangan tangannya,


 Ma Ri berdiri di samping ahjuma berhanbook merah yang nampak gelisah. 


Seorang pemuda berlari tergopoh gopoh memasuki ruangan lantas membungkuk di depan Kang Ill Gook dan meminta maaf. 
“Maafkan aku”. 


Melihat Kang Iil Gook yang naik darah, si ahjuma mencoba menengahi, “Kurasa pekan ini dia kesulitan di asrama.Akan kupastikan dia tidak kesiangan lagi pak”.


Ayah mertua berdiri dari duduknya,Kang In Sang!  Panggilnya marah.” Lihat ayahmu ini!Tatap mata ayah!Buka matamu. Kertakan gigimu”


Kang in sang menatap ayahnya, Sementara si ayah sudah siap melayangkan pukulannya tapi Ma Ri menghalangi dengan maju ke depan Kang In Sang.” Anda bisa terlambat bekerja”kata Ma Ri menenangkan. 


Minggir, seru Kang ill Gook, dengan tangan masih di udara hendak memukul in Sang lagi, tapi Ma Ri masih menghalangi. In Wook yang melihatnya tak tahan lagi.Ia pun bangkit untuk menghentikan ayahnya. 
“Cukup ayah”kata In Wook sembari memegangi tangan ayahnya.


Akhirnya In Wook berhasil menghentikan ayahnya. 
“Tidak ada lain kali”ucap Ayah lagi. 
“Duduk!” perintah Ill Gook galak.
In Wook meminta Ma Ri yang ketakutan untuk duduk. Ma ri pun duduk disamping suaminya. 


“Akhirnya semua berkumpul” ucap ayah memulai perbincangan. “Ada apa dengan proyek jeju-do? Sudah selesai?” Tanya ayah sementara Ma Ri diam mendengarkan dengan muka kaku, In Wook yang menjawab. 
Pak choi akan melaporkannya, jawab In Wook. 
“Bagaimana jika ayah ingin dengar langsung dari presdir Gunha cronstruction?” Tanya ayah lagi. 


In Wook menjawab lagi, “Aku melakukannya dengan baik seperti yang ayah ajarkan”.
In Wook melanjutkan, “Aku berharap kita tidak membicarakan masalah pekerjaan di rumah kalau tidak kami akan makan secara terpisah”. 


Ayah membalas, 
“Baiklah.Kalau begitu bagaimana jika kita bicarakan hal yang lebih pribadi. Misalnya kenapa sampai sekarang Ma Ri belum mengandung? Kalian sudah lima tahun menikah. Kamu menolak prospek lain dan bahkan tawaran ayah demi menikahi dia. Jika dia tidak kunjung memberi ayah cucu ayah benar benar kecewa!”
Kang in wook diam menundukkan wajah, Ma Ri terlihat sedih. 


Ahjuma kembali menengahi. “Dia rutin meminum obat herbal yang diberikan dokter Ko. Aku yakin tidak lama lagi dia akan memberi kabar baik. 


“Itu urusan kami,”sela In Wook seperti tak suka pada si ahjuma. 


Ayah membela si ahjuma
“Tidak itu urusan keluarga.Ini terkait keluarga kita yang aku, Kang Il Gook bangun dari bawah. Kalian benar benar payah, tapi mendapat perlakuan lebih dari yang selayaknya!” Ayah marah dan menggebrak meja. Ma ri makin ketakutan. 


In Wook angkat bicara, “Agar kami tidak merusak keluarga, aku akn berusaha keras, ayah. Aku janji”.
Si ayah akhirnya diam,


Mata Ma Ri berkaca kaca.Ia terlihat makin sedih. 


Sarapan selesai dan in Wook membawa Ma Ry masuk, in Wook menutup pintu. 


“Jangan lagi menyela ayah,” pintanya pada Ma Ri yang diam tertunduk. 
“Sampai jumpa lagi,” balas Ma Ri,dengan raut muka kaku tanpa senyum. 
“Sekarang akhir pekan tapi aku masih disibukkan pekerjaan. Aku akan pulang cepat,” kata In Wook lagi. 


In Wook berbalik hendak keluar, Ma ri akan masuk, tapi In Woo memanggil Ma ri.
“ Tersenyumlah untukku,sepertinya sudah lama aku tidak melihatmu tersenyum,” pintanya. Namun Mari tak menanggapi ia hanya memandang suaminya tanpa ekspresi. 


Sepeninggalnya In Wook seorang pelayan masuk membawa sekotak herbal untuk Ma Ri. Ma Ri Cuma melihatnya dalam diam. Entah apa yang dipikirkannya


Ma ri memotong setiap sachet obat herbal itu, dan menuangkan isinya di bak cucian piring. 


Malangnya si Ma Ri In Wook tiba tiba kembali dan memergokinya. 
“Kamu sedang apa?”tanyanya. “Selama ini kamu membuangnya?” 


Ma Ri membalikkan badan lemah, dan menjawab “Aku tidak mau punya anak”
“Maksudmu apa?”cecar In Wook. 
Dengan memberanikan diri Ma Ri menjawab, “Aku tahu kamu akan mengurungku begitu aku punya anak”


In Wook mendekati Ma Ri. “Mengurungmu?” “Aku hanya berusaha melindungimu” “Apa masalahnya?”tanyanya heran kemudian bergerak maju. In Wook mendekap Ma Ri, “Di dunia ini tidak ada yang mencintaimu seperti aku” kata In Wook percaya diri.


Ma ri berteriak,” Cinta, “Cinta”katamu? Mengurungku seperti ini berarti cinta. Aku ingin bernapas lega” “Biarkan aku bernapas! “


Kang In Wook menyeret Ma Ri dengan paksa hingga keluar ruangan. 


In Wook membawanya ke ruang Lukis Ma Ri.In Wook mengitari ruangan sembari melepas jasnya. “Lihat” “Bukannya ini yang kamu inginkan?Kamu ingin melukis?”


Ma ri mulai mengeluarkan uneg unegnya yang selama ini terpendam. 
“Aku ingin aku sendiri yang membawa keluar lukisan ini.Aku ingin menjualnya pada orang lain, bukan perusahaanmu.” “Aku ingin menjadi bagian masyarakat. Aku tidak ingin menjadi isrtimu.Aku ingin hidup sebagai diriku sendiri. Aku ingin hidup sebagai Yoon Ma Ri.”


Ma ri melanjutkan, “Kenapa kamu tidak bisa menerimanya?Aku tahu kamu akan menyalahgunakan kekuatanmu  dan  menghentikankuKamu akan menukar pemenangnya. Kamu akan memperlakukan lukisanku seperti sampah. Kamu pikir aku tidak akan mengetahuinya? Aku tidak bisa mempercayainya. Aku sudah memikirkannya berkali kali” ujar Ma Ri dengan berurai air mata. 


“Aku bertanya tanya kenapa kamu melakukannya?” “Kamu tahu? Kamu hanya ingin mengurungku di dunia yang kamu ciptakan dan mengawasiku. Begitulah arti cintamu”. Jujur Ma Ri diiringi derai airmata. 


Kang In Wook berputar lalu memeluk Ma Ri dari belakang sembari berbisik, “Ma Ri kamu bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang kamu mau” “Kamu hanya perlu berada disisiku dan memperlihatkan padaku senyumanmu padaku dan kebahagiaanmu” 
34 Ma Ri melepaskan dengan paksa pelukan In Wook. 


“Aku tidak bahagia kalau seperti itu caramu” “Lagipula aku ini bukan ibumu. Kalau aku tidak mirip dia benarkah kamu akan mencintaiku?” “Mungkinkah kamu akan mengejarku setiap kali aku kabur?”


In Wook kembali meletakkan kedua tangannya di pundak Ma Ri. 
“Sudah kubilang bukan begitu.” “Sudah kubilang jangan bicara seperti itu. Apa yang kamu tahu soal ibuku?”


“Aku tahu ibumu sangat malang. Aku juga akan melihat takdir yang sama!” Teriak Ma Ri mendorong suaminya lagi. 


“Begitu ya.” Sahut In Wook, mukanya terlihat menakutkan. Ia kembali melintasi ruangan untuk menutup tirai. 


Ma Ri yang wajahnya basah oleh air mata hanya bisa melihat pasrah dan tergugu. 


In Wook meghampiri Ma Ri,sambil melepas jam tangannya, melingkis lengan bajunya. Ma Ri bergidik ngeri sambil terisak. 


Langkah langkah kaki In Wook mulai memburu Ma Ri. 


Ma ri  mundur selangkah demi selangkah dan terpojok tak berdaya.

Disclaimer: Gambar dan video artikel pada website ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.


EmoticonEmoticon