3/15/2019

SINOPSIS Love in Sadness Episode 3 PART 2

PS : All images credit and content copyright : MBC


In Wook masuk ke kamar mandi,ia memeriksa sekeliling dan ceceran rambut istrinya juga gunting yang dipakai


In Wook mengambil potongan rambut ma Ri dan menciumnya


Kemudian ia mengambil gunting dan penuh emosi memukul mukulkan gunting itu ke cermin hingga cermin retak


Kembali ke Ma Ri dan dokter Seo. Ia menceritakan awal pertemuannya dengan In Wook. 
“Dulu dia pria yang baik. Aku bahkan berniat mengabdikan hidupku untuknya” ujarnya setelah lebih tenang. 
“Aku pertama kali bertemu dia saat pameran kelulusanku”


In Wook memandangi lukisan diri Ma Ri. Dan dibelakang In Wook ia tersenyum. 
“Aku kemudian mengetahui wajah di lukisan diriku mirip ibunya”
In Wook berbalik dan terharu melihat  Ma Ri


“Karena dia menginginkanku.Dia hanya ingin melihatku mirip seperti ibunya.Jadi dia tidak pernah memukul wajahku. Baginya wajahku hal berharga yang tidak boleh rusak.Penderitaanku bermula dari wajahku”.


“Mengubah wajahmu bukanlah solusi yang kamu butuhkan.  Lapor polisi agar kamu dilindungi hukum” nasehat dokter Seo. 


“Aku sudah mencoba segalanya tapi aku terus menerus tertangkap.Dia bahkan tak peduli entah itu legal atau ilegal” kata Ma ri putus asa. 


“Pasti ada jalan keluar” sahut Jung Won


“Jalan keluar. Itu mustahil. Hanya ada satu cara”.


“Aku tidak bisa melakukan operasi seperti itu”


“ma ri lantas menanyaka, “Pernahkah kamu menyesali keputusan yang kamu buat? 
Dan ingatannya kembali pada masa lalu saat pertama mengenal In Wook. 


In Wook meletakkan sepasang cincin di atas meja. 


“Apanya yang mengejutkan? Cincinnya atau lamarannya? Tanya In Wook. 


Ma ri menjawab, “Keduanya mengejutkan.Kita baru kenal kurang dari sebulan.Dan kamu melamarku sambil membawa cincin? “


In Wook beranjak dari duduknya lalu meraih kotak cincin di meja. “Perhatikan baik baik ini lamaran pertama dan terakhirku”.
“Kamu sedang apa?”tanya Ma Ri bingung. 


“Sebulan ini pada minggu di hotel ini, kita akan menikah” ujar In Wook “ “Aku ada pameran terbuka sebulan lagi.Aku perlu menyiapkan... 
“Sejak kita bertemu aku ingin menikahimu. Aku tahu sejak pandangan pertama bahwa cincin ini milikmu. Ibuku dulu memakai cincin ini. Tolong terimalah. 


 In Wook hendak menyematkan cincin di jari Ma Ri tapi Ma Ri menarik tanggannya menghindar. “Kenapa aku?”Banyak wanita yang lebih cocok denganmu”
“Para wanita itubukan kamu. Aku membutuhkanmu”kata In Wook beralasan


“Aku tidak bisa menikah sekarang. Ibuku saat ini...”
“Tentang ibumu.. Mari kita menikah dulu.” In Wook   melanjutkan perkataannya, “ Demensia alkoholik tidak bisa diobati di rumah. Kita akan masukkan dia ke sanatoriumyang disokong perusahaanku. Aku sudah mengurus proses pendaftarannya”
“Kamu tahu kondisi ibuku?”
“ Kamu pikir aku tidak tahu apa apa tentangmu?”


Akhirnya Ma ri termakan rayuan In Wook dan Ma ri menerimanya saat In Wook memasangkan cincin ibunya. 


Kembali ke masa sekarang. Ma ri menyesali keputusannnya. “Berkali kali aku ingin memutar kembali waktu dan menghentikan diriku. Begitulah perasaanku”.


Beralih ke In Wook yang mendapat laporan dari anak buahnya. “Kami mencarinya dengan memeriksa rekaman cctv”.Di tabletnya In Wook melacak keberadaan Ma Ri tapi tidak ada sinyal lalu ia melihat rekaman cctv dimana terlihat Ma Ri sedang berlari. In Wook pun akan mencari dengan caranya sendiri. 


Beralih ke Ma Ri,”Jadi tolong ubah wajahku agar dia tidak bisa mengenaliku. Kalau tidak aku akan bunuh diri.Tidak ada pilihan lain aku memintamu menyelamatkan hidupku saat ini.
Dokter Seo tak bisa berkata apa apa. 
Ma ri melanjutkan, “Aku ingin kembali ke waktu sebelum aku menikah. Aku terlalu muda untuk mengerti cinta. Jadi aku ingin memutar kembali waktu dan mengubah keputusanku.Semua tawa dan kebahagiaan saat itu yang aku inginkan kembali”.
Dokter Seo tertegun mendengarnya. 


In Wook di jalan mengemudi mobil sambil berfikir.Mobil berhenti dan In Wook turun dan berjalan ke suatu tempat. 


Di rumah Dokter Seo, terdengar suara pintu digedor gedor dengan keras,Ma ri ketakutan sampai berjingkat dari duduknya.
“Jung Won. Seo jung Won”
Yang dipanggil keluar dan ternyata Joo Hae Ra yang mengetuk ngetuk pintu.(sumpah ini adegan bikin aku deg deg an aku kira In Wook yang datang kan pas bgt sama In Wook yang keluar dari mobil tadi) 


“Kenapa teleponku tidak diangkat?”tanya Joo Hae Ra panik. 
“Aku ada urusan”
“Cepat kita harus bergegas ke rumah sakit”
“Ada apa?”
“Dokter Ha mengalami kesulitan dalam opresi. Ini darurat tapi kamu tidak bisa dihubungi. Dan tidak ada yang membantunya. Ini darurat sampai sampai dia bahkan meneloponku”.
“Baik. Aku akan segera  kesana”
“Ayo kuantar” Joo Hae ra menawari. 
“Pergilah duluan. Aku menyusul. 


Saat Jung Won masuk rumah Ma Ri masih ketakutan dan menangis. 
“Ada masalah di rumah sakit. Jadi aku harus pergi.Nanti kita bicara saat aku pulang”
Ma Ri meganggukan kepala. 


Jung Won telah pergi. Ma ri mengambil baju Ha kyung yang diberi Jung Won lalu memakainya. 


Jung Won masuk ruang operasi,di sana sudah ada dokter Ha yang bajunya terciprat darah dan rekan lelaki mereka. 
Si rekan lelaki nyelutuk, “Aku sudah memperingatkanmu. Jika operasi tetap dilakukan kamu akan menghadapi masalah”.
Dokter Ha nyahut “Aku sudah bilang operasinya terlalu beresiko untuk dilakukan,  tapi diatetap ngotot, Aku harus bagaiman?”  
Jung Won pun menengahi, “Semuanya fokus pada operasi”.


Di rumah Jung Won Ma Ri tertidur di kursi,Ia tiba tiba terbangun dan mengawasi sekitarnya dengan gelisah.


Ma ri teringat saat In Wook menghajarnya di kamar lukis dulu, Ma Ri tak berdaya In Wook mendekatinya dan memegang wajahnya. “Ma Ri camkan ini baik baik. Meski kamu berusaha keras kabur ibumu yang paling kamu sayangi di dunia ini ada dalam cengkeramanku”.


Ma Ri mengingat ancaman In Wook dan mengkhawatirkan ibunya. Ia berlari keluar menuju telepon umum.Ia menghubungi sanatorium
“Ini yoon Ma Ri.Apa ibuku baik baik saja? 
“Bu saya berusaha menghubungi anda. Tapi ponsel anda dimatikan”.
“Ada apa? Apa terjadi sesuatu pada ibuku?”
“Kondisinya tiba tiba memburuk, cepatlah datang kemari”
“Baik”
Rupanya suster yang berbicara suruhan In Wook. 


Jung Won sampai di rumahnya, ia mencari cari Ma Ri diseluruh rumahnya tapi tidak ketemu. Hanya ada selimut dan baju lama Ma ri. 


Ma ri berlari memasuki Sanatarium,ia sampai di kamar ibunya “Bu ada apa? Ibu baik baik saja?”
“Ya” Pandangan ibu ke depan dan In Wook duduk di sana melempar senyum pada Ma Ri. “Kamu datang” sapa In Wook dan Ma Ri mempererat pelukan pada ibunya. 


Di rumah sakit rekan dokter Ha sedang membicarakannya. 
“Aku tahu dokter Ha akan menghadapi masalah seperti itu suatu hari. Dia hanya tidak tega menolak operasi.” Bela si rekan wanita. 
“Tapi dokter Seo membereskannya. Dan aku ikut membantunya”balas si rekan lelaki. 
“Aku tidak yakin kamu benar benar membantu” sahut si rekan perempuan sambil lalu. Rekan lelaki bicara sendiri “kenapa tidak mengaku saja kalau dia menyukaiku”


Pagi pagi sekali dokter Seo datang ke rumah sakit. Rekan lelaki menyapanya “  Halo kenapa datang sepagi ini?
“Kamu melakukan operasi sulit semalam. Kamu perlu istirahat.”

“Bagaimana kondisi pasien?”
“Tanda tanda vitalnya stabil. Ini grafiknya.” Rekan lelaki menyerahkan berkasnya
 dan dokter Seo mempelajarinya. 
Disclaimer: Gambar dan video artikel pada website ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.


EmoticonEmoticon